Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Dari Dulu, Timnas Indonesia Memang Sering Apes saat Dilatih oleh Pelatih Asing

Dari Dulu, Timnas Indonesia Memang Sering Apes saat Dilatih oleh Pelatih Asing

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-31 17:30:02
Dilihat:3 Pujian
Timnas Indonesia - Bertje Matulapelwa, Anatoli Polosin, Indra Sjafri

Jakarta - Selama bertahun-tahun, Timnas Indonesia dikenal sering mencoba peruntungan dengan pelatih asing. Harapannya, pengalaman dan disiplin gaya Eropa atau Amerika Latin bisa membawa prestasi besar buat skuad Garuda. Tapi faktanya, hasilnya justru sering apes. Trofi juara malah sering datang ketika Timnas dipimpin pelatih lokal.

Dari sekian banyak pelatih asing yang pernah menukangi Garuda, cuma satu yang berhasil mempersembahkan gelar juara, yaitu Anatoli Polosin. Sisanya gagal memenuhi ekspektasi publik sepak bola Tanah Air. Sementara itu, dua pelatih lokal justru berhasil menorehkan tinta emas dengan mempersembahkan medali emas SEA Games.

Kisah ini seakan jadi bukti bahwa pelatih lokal lebih memahami karakter, mental, dan gaya main pemain Indonesia. Mereka bisa membentuk tim yang solid dengan semangat juang tinggi, bukan hanya mengandalkan strategi di atas kertas. Pola ini sudah terbukti lewat keberhasilan tiga sosok pelatih di ajang pesta olahraga Asia Tenggara.

Tiga nama itu adalah Bertje Matulapelwa, Anatoli Polosin, dan Indra Sjafri. Ketiganya punya cerita perjuangan yang berbeda, tapi sama-sama sukses mengantarkan Timnas Indonesia menjadi raja Asia Tenggara di panggung SEA Games.

 


Bertje Matulapelwa: Emas Pertama di Rumah Sendiri

Bertje Matulapelwa (Istimewa)

Bertje Matulapelwa menjadi pelatih pertama yang membawa Indonesia meraih medali emas SEA Games. Prestasi itu diraih pada edisi 1987, saat pesta olahraga Asia Tenggara tersebut digelar di Jakarta.

Perjalanan Timnas Indonesia di SEA Games 1987 tidak selalu mulus. Bertje berhasil membawa skuad Merah-Putih lolos ke semifinal sebagai runner-up Grup B. Namun, semangat dan disiplin tinggi membuat mereka tampil luar biasa di fase gugur.

Pada semifinal, Indonesia menghantam Burma (kini Myanmar) dengan skor 4-1. Di partai puncak, gol tunggal Ribut Waidi di menit ke-91 memastikan kemenangan dramatis 1-0 atas Malaysia dan menghadirkan emas pertama di depan publik sendiri.

Bertje, yang dijuluki “Sang Pendeta”, dikenal tegas dan berdedikasi. Di bawah asuhannya, Indonesia juga sempat menembus semifinal Asian Games 1986, menandai era keemasan sepak bola nasional di level Asia Tenggara.

 


Anatoli Polosin: Emas Kedua Lewat Latihan Keras

Anatoli Polosin (Istimewa)

Empat tahun berselang, giliran pelatih asal Uni Soviet, Anatoli Polosin, yang mengukir sejarah. Setelah gagal meraih emas di SEA Games 1989 karena tersingkir di semifinal, Polosin melakukan revolusi besar-besaran dalam metode latihan.

Pemusatan latihan dijalankan dengan disiplin tinggi dan intensitas ekstrem demi membentuk fisik serta mental juara. Hasilnya terbukti manis di SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Indonesia menyapu bersih seluruh laga fase grup dan melaju ke semifinal untuk menghadapi Singapura. Laga berlangsung ketat hingga akhirnya Garuda Muda menang lewat adu penalti 4-0. Di final, Indonesia kembali menang lewat adu penalti 4-3 atas Thailand setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit.

Emas SEA Games 1991 menjadi momen bersejarah karena menegaskan reputasi Polosin sebagai pelatih asing paling sukses dalam sejarah Timnas Indonesia.

 


Indra Sjafri: Emas Penantian 32 Tahun

Pelatih kepala Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri memegang gambar dirinya saat merayakan kemenangan pada laga final sepak bola SEA Games 2023 melawan Thailand di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/05/2023). Skuad Garuda Nusantara menang dengan skor 5-2. (AFP/Nhac Ngyuen)

Setelah lebih dari tiga dekade, emas SEA Games akhirnya kembali ke pangkuan Indonesia lewat tangan dingin Indra Sjafri pada 2023. Pelatih asal Sumatra Barat itu sebenarnya sudah nyaris melakukannya di edisi 2019, namun saat itu Indonesia kalah 0-3 dari Vietnam di final.

Belajar dari kegagalan, Indra menyiapkan tim dengan matang untuk edisi Kamboja 2023. Hasilnya luar biasa, Garuda Muda tampil dominan sejak babak grup dengan menyapu bersih empat laga kemenangan di Grup A.

Pada semifinal, Indonesia berhasil membalas kekalahan dari Vietnam dengan kemenangan dramatis 3-2. Lalu, di final melawan Thailand, semangat juang luar biasa kembali ditunjukkan, berbuah kemenangan 5-2 yang memastikan medali emas kembali ke tanah air.

Indra Sjafri pun melengkapi daftar pelatih legendaris yang sukses membawa Indonesia berjaya di ajang SEA Games. Tiga nama, tiga era, namun satu semangat: kebanggaan untuk Garuda di dada.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}