Jakarta - Pertemuan Arema FC melawan Persija Jakarta di BRI Super League, Sabtu (8/11/2025) bakal jadi panggung pemain-pemain asal Brasil. Kedua tim sama-sama diperkuat mayoritas legion asing dari Negeri Samba di setiap lini. Duel ini pun dinilai bakal menghadirkan tontonan menarik di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Gaya bermain khas Brasil yang identik dengan teknik, kreativitas, serta serangan agresif, diprediksi akan jadi bumbu utama pertandingan pekan ini. Baik Arema maupun Persija memiliki deretan pemain yang sudah terbukti memberi kontribusi penting sejak awal musim.
Arema yang saat ini terus berupaya memperbaiki posisi di klasemen, berharap para pemain Brasil-nya mampu kembali menunjukkan peran vital. Sementara Persija juga datang dengan kepercayaan diri berkat agresivitas pemain depan mereka.
Bahkan secara keseluruhan, laga ini bisa disebut sebagai adu kualitas sesama pemain Brasil di dua tim besar Indonesia. Siapa yang lebih unggul, Kanjuruhan akan jadi saksinya.
Komposisi Skuat Brasil di Arema dan Persija
Arema memiliki total 9 pemain asal Brasil. Di posisi kiper ada Lucas Frigeri. Lalu di sektor pertahanan dihuni Luiz Gustavo, Odivan Koerich, dan Yann Motta. Untuk lini tengah terdapat Betinho, Matheus Blade, dan Valdeci Moreira. Sedangkan lini depan mengandalkan Dalberto Luan dan Paulinho Moccelin.
Di kubu Persija malah lebih banyak lagi. Ada 10 nama asal Brasil yang menghuni skuat Macan Kemayoran. Carlos Eduardo menjaga mistar, sedangkan lini belakang dipercayakan kepada Thales Lira dan Alan Cardozo. Sektor tengah diisi Van Basty Sousa, Fabio Silva dan Gustavo Franca. Untuk lini serang, ada Gustavo Almeida, Allano, Bruno Tubarao, dan Emaxwell Souza.
Persija Menang Nilai Pasar
Bicara nilai pasar, Persija lebih unggul. Emaxwell menjadi pemain asing termahal di klub ibukota dengan banderol mencapai 6,96 miliar rupiah. Paling rendah adalah kiper Carlos Eduardo yang bernilai 1,3 miliar rupiah.
Di pihak Arema, nilai pasar beberapa nama seperti Matheus Blade dan Odivan Koerich berada di bawah angka 1 miliar rupiah. Gap nilai pasar antar pemain kedua tim terlihat cukup signifikan.
Nilai Pasar Tidak Selalu Menentukan
Meski begitu, tingginya nilai pasar tidak selalu menjamin pemain tampil paling menonjol. Bek Arema, Luiz Gustavo, jadi contoh nyata. Nilai pasarnya hanya 1,3 miliar rupiah, tetapi performanya sangat konsisten. Ia hampir selalu jadi pilihan utama dan dikenal agresif meski berusia 31 tahun.
Kisah mirip terjadi di Persija melalui sosok Van Basty Sousa. Gelandang bertahan dengan nilai pasar 3,91 miliar rupiah ini tampil penting dalam keseimbangan permainan Persija. Sousa juga sudah menyumbang satu gol musim ini.
Sementara di lini depan, duel antara dua bintang sedang menjadi sorotan. Dalberto Luan kini memimpin daftar top skorer Super League dengan 10 gol. Nilai pasarnya 3,91 miliar rupiah dan sejauh ini performanya sebanding dengan status tersebut.
Di sisi lain, Maxwell yang bernilai 6,96 miliar rupiah terus menempel Dalberto dengan torehan 8 gol. Keduanya digadang-gadang akan terlibat langsung dalam perebutan poin dan gengsi di Kanjuruhan.