Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Punya Prospek Bagus, 2 Kiper Timnas Indonesia U-17 Harus Ditempa Lebih Serius Lagi

Punya Prospek Bagus, 2 Kiper Timnas Indonesia U-17 Harus Ditempa Lebih Serius Lagi

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-12 13:30:02
Dilihat:2 Pujian
Timnas Indonesia U-17. (Bola.com/Dok.Instagram Erick Thohir).

Jakarta - Performa dua kiper muda, Dafa Al Gasemi dan Mike Rajasa Hoppenbrouwers, selama Piala Dunia U-17 2025 di Qatar menarik perhatian publik sepak bola Tanah Air. Keduanya tampil solid di bawah mistar Timnas Indonesia U-17, bahkan dianggap punya potensi besar untuk menjadi tulang punggung skuad Garuda di masa depan.

Pandangan itu datang dari mantan kiper legendaris Timnas Indonesia era 1980-an, Hermansyah. Menurutnya, Dafa dan Mike sama-sama menunjukkan kualitas menjanjikan, terutama dari segi postur dan kemampuan dasar yang sudah matang untuk usia mereka.

“Postur Dafa dan Mike bagus. Usia mereka masih muda dan bisa lebih tinggi lagi. Berikutnya peran keluarga dan lingkungan sangat sentral bagi tumbuh kembang mereka. Terutama asupan gizi, pendidikan, dan pergaulan yang bagus,” ujar Hermansyah.

Eks kiper yang sempat memperkuat Krama Yudha Tiga Berlian itu menegaskan bahwa usia belasan tahun merupakan fase krusial bagi pemain muda, termasuk untuk dua penjaga gawang potensial tersebut.

 


Perlu Perlindungan dan Pembinaan Khusus

Aksi Mike Rajasa Hoppenbrouwers bersama Timnas Indonesia U-17 (Instagram/mh.rajasa)

Hermansyah menyebut Dafa dan Mike kini berada dalam masa transisi penting dari remaja menuju dewasa. Karena itu, ia menilai mereka perlu mendapatkan proteksi dan pembinaan berkelanjutan agar tidak kehilangan arah dalam perjalanan kariernya.

“Keduanya jadi masa depan sepak bola Indonesia. Kalau bisa sejak sekarang mulai diproteksi. Ibarat seorang gadis cantik, mereka harus dirawat, dijaga, dan dikembangkan hingga matang yang nantinya siap menggantikan para kiper senior,” jelasnya.

Ia juga menilai keduanya memiliki kemampuan teknik yang seimbang dan tidak ada perbedaan mencolok antara satu dengan lainnya.

“Tak ada kelebihan yang mencolok. Skill mereka setara. Tapi mereka sudah punya teknik dan visi bermain cukup untuk usianya,” kata Hermansyah menambahkan.

 


Tantangan Setelah Piala Dunia U-17

Hermansyah menegaskan bahwa tantangan sesungguhnya bagi Dafa dan Mike baru dimulai setelah Piala Dunia U-17 berakhir. Mereka akan kembali ke klub masing-masing, di mana kualitas pembinaan sangat menentukan apakah keduanya bisa terus berkembang atau justru stagnan.

“Usai Piala Dunia U-17, semua kembali ke klub masing-masing. Nah di klub inilah kunci perkembangan Dafa dan Mike. Jika salah melatih, potensi mereka bisa stagnan atau bahkan menurun,” tutur Hermansyah.

Mantan pelatih kiper Arema FC itu juga memberi pesan khusus kepada klub agar lebih selektif dalam menempatkan pelatih kiper.

“Mereka harus ditangani pelatih kiper yang pernah main di Liga, bukan bermodal lisensi,” paparnya.

Dengan pembinaan yang tepat dan dukungan lingkungan yang sehat, Hermansyah optimistis Dafa dan Mike bisa menjadi penerus sukses para kiper legendaris Indonesia di masa depan.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}