
Kediri - Kekalahan 0-3 yang dialami Timnas Indonesia U-22 dari Mali U-22 dalam pertemuan pertama, Sabtu (15/11/2025), jadi pengalaman sangat berharga sebelum terjun di SEA Games 2025 Thailand pada 3-18 Desember mendatang.
Begitu pula jika tim asuhan Indra Sjafri nanti menelan hasil minor lagi pada pertemuan kedua dengan Mali U-22 di Stadion Pakansari Cibinong, Bogor, Selasa (18/11/2025).
"Uji coba melawan Mali U-22 punya dampak besar bagi Timnas Indonesia U-22, terutama melihat kerja sama tim dan mengukur mental para pemain," ujar Jaya Hartono.
"Tekanan pemain Timnas Indonesia U-22 nanti tak ada kaitan dengan kegagalan ke Piala Dunia 2026. Beban psikologisnya lebih karena juara bertahan. Upaya mempertahankan medali emas lebih berat dibanding merebutnya," lanjutnya.
Kerja Sama Belum Rapi

Apalagi mantan bek kiri Timnas Indonesia era 1980-an ini mengamati kerja sama permainan Ivar Jenner dkk. masih belum sempurna.
"Kerja sama dan koordinasi permainan Timnas Indonesia U-22 antarlini masih belum rapi. Masalahnya persiapan Timnas Indonesia U-22 kali ini sangat singkat," jelasnya.
Eks arsitek Persik dan Persib ini juga menilai pergantian pelatih Timnas Indonesia U-22 dari Gerald Vanenburg ke Indra Sjafri sedikit banyak berpengaruh.
"Dalam hitungan sekitar tiga bulan tim ini ditangani dua pelatih berbeda dengan cara bermain berbeda pula," ujar Jaya Hartono.
"Saya kira tak mudah Indra Sjafri mengubah cara bermain Timnas Indonesia U-22 dalam waktu singkat. Saya nilai Timnas Indonesia U-22 ini belum menemukan pakem permainan terbaiknya," ucapnya.
