Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Penyesalan Terbesar Ismed Sofyan selama 10 Tahun Memperkuat Timnas Indonesia: Dua Kali Final Piala Tiger, Selalu Gagal Juara

Penyesalan Terbesar Ismed Sofyan selama 10 Tahun Memperkuat Timnas Indonesia: Dua Kali Final Piala Tiger, Selalu Gagal Juara

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-20 21:30:02
Dilihat:8 Pujian
Kapten Persija, Ismed Sofyan, saat pertandingan melawan Mitra Kukar pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu, (4/2/2018). Persija menang 3-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Mantan pemain Timnas Indonesia, Ismed Sofyan, masih memendam penyesalan yang mendalam setelah gantung sepatu lantaran dua kali gagal mempersembahkan gelar juara untuk Tim Garuda.

Penyesalan itu sampai sekarang masih dikenang Ismed Sofyan yang tercatat memperkuat Timnas Indonesia selama satu dekade, tepatnya setelah mengukir debut pada 2000 hingga terakhir kali membela Merah Putih pada medio 2010.

Pada awal masa kariernya bersama tim nasional, bek legendaris Persija Jakarta itu sempat merasakan dua kali final Piala Tiger, atau yang sekarang dikenal dengan Piala AFF. Momen itu tepatnya tersaji pada edisi 2000 dan 2004.

“Kalau di Timnas Indonesia, momen paling emosional itu sebetulnya saya tidak pernah membawa Timnas Indonesia selama 10 tahun itu meraih gelar juara Piala Tiger,” ujar Ismed Sofyan saat mengenang momen emosional itu di kanal YouTube Capt Hamka.

“Padahal, saya sudah mengikuti perjalanan bersama Timnas Indonesia di Piala Tiger itu dari 2000 yang berlangsung di Thailand. Setelah itu, saya ikut Piala Tiger edisi 2004 di Singapura,” ia menambahkan.

 


Selalu Mentok Jadi Finalis

Pemain Persija Jakarta, Ismed Sofyan, memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Ismed Sofyan akan dikirim ke Spanyol untuk menimba ilmu kepelatihan di Deportivo Alaves. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Skuad Merah Putih sebetulnya cukup tangguh di ajang regional ini dalam periode tersebut. Pada edisi 2000, misalnya, skuad asuhan Ivan Kolev berhasil menembus fase gugur setelah menjadi runner-up Grup A.

Mereka bisa mengalahkan Malaysia di semifinal dengan skor tipis 1-0. Sayangnya, di partai final, Ismed Sofyan dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan Thailand lewat drama adu penalti dengan skor 4-2.

Adapun pada edisi 2004, giliran Singapura yang berhasil meredam kedigdayaan skuad Garuda. Setelah melalui babak sebelumnya dengan superior, skuad Garuda asuhan Peter Withe tumbang dari Singapura dengan agregat 2-5 di final.

Bagi Ismed, cerita perjalanan yang selalu berakhir antiklimaks ini memang menyisakan penyesalan tersendiri. Tim Merah Putih punya kesempatan untuk meraih gelar pertamanya di ajang ini, tetapi selalu berujung kegagalan.

“Itu pun kami tidak pernah meraih gelar juara. Kami selalu meraih runner-up. Itu sih yang mungkin sampai sekarang masih terasa sangat emosional bagi saya. Saya tidak tahu kenapa selalu mentoknya di final,” kata Ismed.

 


Bisa Tampil Superior

Sejauh ini, Timnas Indonesia masih tercatat sebagai satu di antara tim yang paling sering menembus partai final di kejuaraan regional ini. Sayangnya, dari enam kesempatan, semua perjuangannya selalu berakhir dengan predikat runner-up.

Tiga final itu sempat dicatatkan secara beruntun pada edisi 2000, 2002, dan 2004. Setelahnya, Skuad Garuda bisa kembali mencapai partai puncak pada edisi 2010, 2016, dan 2020, tetapi juga harus menyerah di peringkat kedua.

“Padahal, di fase penyisihan, kami bisa mengalahkan tim-tim kuat seperti Vietnam yang lumayan bagus. Tetapi, mentoknya selalu jadi runner-up. Pada edisi 2000 mentok sama Thailand, sedangkan 2004 sama Singapura,” ujar dia.

Meskipun demikian, Ismed mengakui apabila rekan-rekannya telah mengeluarkan kemampuan terbaiknya ketika berada di partai final. Namun, mereka masih belum bisa mempersembahkan hasil maksimal untuk skuad Garuda.

“Tetapi, setidaknya kami sudah berusaha dan mengeluarkan semua kemampuan terbaik kami untuk memenangkan pertandingan. Tetapi, kembali lagi, dalam sepak bola kita harus bisa menerima kalau kalah,” katanya.

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}