Jakarta - Duel klasik tersaji di pekan 13 BRI Super League 2025/2026. Persebaya Surabaya akan menjamu Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (22/11/2025). Laga ini juga menjadi pertaruhan dia pelatih kepala. Eduardo Perez di Persebaya dan Marcos Santos di Arema FC. Maklum, dua pelatih ini sempat menuai kritikan dari suporter masing-masing klub.
Itu tak lepas dari hasil kurang konsisten yang didapat Persebaya dan Arema. Mengingat dua klub saat ini masih berkutat di papan tengah. Persebaya dan Arema sama-sama memiliki 15 poin. Bedanya, Persebaya memiliki jumlah pertandingan yang lebih sedikit. Mereka menyimpan satu laga tunda melawan PSM Makassar.
Jika melihat kiprah kedua pelatih, mereka tak konsisten ketika main di kandang sendiri. Persebaya kalah dalam dua laga home melawan PSIM Yogyakarta dan Persija Jakarta. Arema justru lebih parah. Mereka menelan empat kekalahan di Malang. Dari Dewa United, Borneo FC, Persib Bandung dan Persija Jakarta.
Kehilangan poin di kandang membuat dua pelatih tersebut menuai kritikan.Saat dua tim bertemu di Stadion Gelora Bung Tomo, mereka seperti punya beban berat. Jika sampai Persebaya imbang atau bahkan kalah, posisi Eduardo Perez sangat mungkin goyah. Apalagi beberapa waktu lalu, fans Persebaya, Bonekmania meminta manajemen mengevaluasi kinerja pelatih asal Spanyol itu.
Sedangkan pelatih Arema, Marcos Santos juga berat. Dia diwajibkan membawa poin dari markas Persebaya. Itu sebagai pengganti poin yang hilang ketika menjamu Persija Jakarta di laga sebelumnya. Selain itu, Marcos punya catatan apik saat away bersama Singo Edan musim ini. Arema tak pernah kalah dalam 5 laga away. Tiga kali imbang dan dua kali menang.
Jika berhasil melanjutkan trend positif itu di markas Persebaya, posisinya sebagai pelatih kepala Arema masih aman.
Belum Teruji
Jika dilihat dari perjalanan karir, kedua pelatih ini punya jalur yang berbeda. Karena Eduardo Perez mengawali kiprah di dunia kepelatihan sebagai pelatih kiper. Bermula dari Girona FC, Spanyol, dia melanjutkan tugas sebagai pelatih kiper Timnas Indonesia di era kepelatihan Luis Milla.
Tapi setelah itu Eduardo tidak lagi memoles penjaga gawang. Karena dia jadi asisten pelatih di Persija Jakarta dan pelatih kepala yang singkat bersama PSS Sleman.
Praktis baru musim ini dia merasakan kompetisi tertinggi Indonesia sebagai pelatih kepala. Karena saat di PSS, dia mundur sebelum kompetisi dimulai. Sayang, Eduardo belum bisa memenuhi ekspektasi suporter Persebaya. Lantaran Bajul Ijo masih berkutat di papan tengah.
Kondisi ini tak beda jauh dengan pelatih Arema, Marcos Santos. Musim ini jadi awal karirnya di Indonesia. Namun, dia juga belum teruji. Karena Arema selalu kalah di kandang ketika melawan tim kuat. Seperti Dewa United, Borneo FC, Persib Bandung dan Persija Jakarta. Pelatih asal Brasil ini belum bisa membuat Ahmad Alfarizi dkk menaklukkan klub yang ada di papan atas.
Kehilangan Pemain Kunci
Saat laga ini, dua pelatih asing ini punya persoalan yang sama. Mereka kehilangan beberapa pemain kunci. Eduardo Perez tak bisa menurunkan Francisco Rivera, Leo Lelis dan Risto Mitrevski. Tiga pemain asing itu absen karena sanksi kartu dan cedera. Sedangkan Arema kehilangan Julian Guevara dan Bayu Setiawan karena sanksi kartu merah.
Dengan situasi yang sama, dua pelatih ini dapat tantangan untuk membuat timnya tetap tampil garang. Kubu Persebaya, Eduardo menegaskan bakal bermain kolektif. Karena mereka kehilangan Rivera yang biasanya jadi kreator lini tengah. Dengan bermain kolektif, Persebaya berharap tidak lagi bergantung pada skill individu beberapa pemain.
Sedangkan Arema sedikit lebih aman. Karena mereka sudah pernah bermain tanpa Julian dan Bayu. Sehingga Marcos sudah punya gambaran pemain pengganti ketika lawan Persebaya.