
Jakarta - Reputasi dan kredibilitas Patrick Kluivert dipertaruhkan di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Apalagi Timnas Indonesia harus bermain di luar kandang.
Jay Idzes dkk. tergantung dengan tuan rumah, Arab Saudi, dan Irak. Dua negara yang tak bisa dipandang sebelah mata. Laga perdana kontra Arab Saudi bakal jadi kunci peluang Timnas Indonesia terbang ke AS, Kanada dan Meksiko, bulan Juni 2026 mendatang.
Partai krusial ini akan digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, 8 Oktober depan, pukul 00.15 WIB. Waktu Indonesia sudah masuk tanggal 9 Oktober dini hari.
Gusnul Yakin menyatakan Patrick Kluivert dan stafnya harus menganalisa secara cermat. Terutama bagaimana menyusun taktik dan formasi terbaik agar Timnas Indonesia mampu melanjutkan kisah sukses yang pernah ditorehkan pendahulunya, Shin Tae-yong.
"Tak ada salahnya dan tak perlu malu, jika Patrick Kluivert harus memakai lagi taktik dan formasi yang pernah dilakukan Shin Tae-yong. Karena Timnas Indonesia terbukti mencatat hasil bagus," katanya.
Warisan STY

Di tangan Shin Tae-yong pada putaran ketiga lalu, Timnas Indonesia berhasil memecahkan rekor baru yang sejak tahun 1981 tak pernah menang atas Arab Saudi. Di dua pertemuan babak itu, Timnas Indonesia bermain imbang 1-1 dan menang 2-0.
"Jika dilihat dari dua laga terakhir, psikologis pemain Timnas Indonesia lebih baik dari Arab Saudi. Apalagi kemenangan bersejarah dilakukan Timnas Indonesia saat Arab Saudi dilatih Herve Renard. Pelatih ini pasti sangat waspada pada pertandingan nanti," jelasnya.
Dari sisi teknis, deretan pemain warisan Shin Tae-yong yang masih ada di Timnas Indonesia punya chemistry kuat untuk mengulang prestasi lalu.
Tanpa mengurangi respek, lanjut mantan pelatih Arema ini, Patrick Kluivert wajib berdiskusi dengan para pemain soal persiapan menghadapi Arab Saudi.
"Sama-sama gambling, kalau saya memilih memasang pemain warisan STY. Terutama formasi lini belakang bentukan STY jangan diubah. Bek tengah paten milik Jay Idzes, Rizki Ridho, dan Justin Hubner. Saya yakin spirit mereka masih sangat tinggi," ucapnya.
Tak Perlu Memaksakan
Analisa berikutnya, arsitek asal Belanda legenda De Oranje dan Barcelona itu tak perlu memaksakan pemain abroad Eropa harus meladeni Arab Saudi.
"Menurut saya komposisi pemain Timnas Indonesia melawan Arab Saudi nanti 60:40. Pemain Liga Indonesia lebih banyak dari yang main di Eropa. Karena pemain domestik tak perlu aklimatisasi berat seperti pemain abroad Eropa," paparnya.
Gusnul Yakin berharap Erick Thohir menggunakan hak prerogratifnya sebagai Ketum PSSI agar merayu klub Super League melepas pemain Timnas Indonesia yang dimiliki untuk TC sebelum bertolak ke Arab Saudi.
"Peran Erick Thohir sangat penting di situasi krusial ini. Dengan posisinya sebagai Ketum PSSI lebih mudah komunikasi dengan klub Super League. Daripada dia meminta klub Eropa tempat berkarir pemain abroad yang pasti menolaknya," ujarnya.
Taktik ini bisa jadi solusi untuk mengantisipasi kebugaran The Green Falcons yang mayoritas pemain mereka tampil di Liga Arab Saudi.
"Mayoritas pemain Timnas Arab Saudi berkarir di dalam negeri. Kompetisi domestik Arab Saudi juga baru mulai bulan September. Artinya fisik mereka sangat siap. Sebagai tuan rumah, Pemerintah dan SAAF pasti berbuat yang terbaik agar lolos ke Piala Dunia 2026. Ibarat orang makan, nasi itu sudah dekat dengan mulut. Tinggal memasukan dan menelan," tuturnya.