Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Kritik Regulasi Pemain U-23 di BRI Super League 2025/2026, Rasiman: Tidak Masuk Akal

Kritik Regulasi Pemain U-23 di BRI Super League 2025/2026, Rasiman: Tidak Masuk Akal

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-10 20:30:02
Dilihat:1 Pujian
Rasiman resmi ditunjuk menjadi pelatih interim Persis Solo (Dok. Persis Solo)

Solo Direktur Akademi Persis Solo, Rasiman, memberikan kritik tajam terhadap regulasi untuk pemain U-23 di BRI Super League 2025/2026. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak masuk akal.

I.League selaku operator kompetisi mewajibkan setiap klub Super League mendaftarkan lima pemain kelahiran 2003, dengan satu di antaranya harus bermain sebagai starter selama minimal 45 menit.

"Nah, ini yang perlu saya garis bawahi aturan memainkan pemain usia dini di liga kita itu juga sebetulnya melanggar aspek profesionalisme. Pemain muda harusnya masuk dari sistem pembinaan yang baik," ujar Rasiman kepada Bola.com, Minggu (10/8/2025).

"Sistem jatah pemain muda bermain itupun sebetulnya bertentang dengan standarisasi profesional, yang akan menurunkan peringkat penilaian AFC juga terhadap kompetisi kita. Harusnya, kuota itu dihapus karena nanti pemain akan matang dalam kompetisi," sambungnya.


Kurangi Kuota Pemain Asing

Pelatih interim Persis Solo, Rasiman sudah memimpin skuad Laskar Sambernyawa dalam latihan rutin Minggu (21/8/2022). (Dok. Persis Solo)

Menurut Rasiman, kalau federasi sepak bola Indonesia alias PSSI ingin serius mengembangkan pesepakbola usia muda seharusnya regulasi pemain asing dikurangi, bukan malah ditambah.

"Kalau memang PSSI mau mengembangkan pemain muda ya harusnya dikurangi saja jatah pemain asing, ya kan harusnya memasukkan minimal tujuh pemain di dalam skuad, sebuah tim profesional di Liga 1," kata Rasiman lagi.

"Tapi memaksakan pemain yang masih muda bermain itu menurut saya enggak masuk akal, akan menjadi persoalan di dalam tim itu sendiri, karena ada satu pemain yang menurut saya dipaksakan. Mereka memang belum siap, kalaupun mereka sudah siap ya enggak usah dengan aturan seperti itu," lanjutnya.

 


Jangan Asal-asalan

Mantan pelatih Persis Solo itu juga menyinggung soal regulasi baru penggunaan pemain asing di Super League. Kini setiap kontestan bisa mendaftarkan hingga maksimal 11 amunisi impor. Tujuh yang bisa bermain dan sembilan nama masuk dalam daftar susunan pemain (DSP).

"Bukan soal jumlah banyaknya pemain asing tapi kalau pemain asing kualitasnya biasa-biasa saja ya susah menginfluence kita. Justru dulu ketika Liga Indonesia dengan tiga pemain asing, mereka kualitasnya sangat baik karena owner semua berpikir bahwa harus beli pemain yang bagus," ucap Rasiman.

"Sekarang 11, harga pemain juga murah-murah kalau semangatnya hanya untuk menurunkan harga pemain lokal menurut saya itu kemunduran di dalam sepak bola kita, karena bukan itu persoalannya."

"Harusnya persoalannya teknis dan muaranya di tim nasional, karena liga itu endingnya di tim nasional tapi liga itu tidak mengarah ke tim nasional kita, hanya untuk mengejar peringkat klub," imbuh dia.


Kepentingan Klub atau Negara?

Masih soal regulasi pemain asing di BRI Super League. Rasiman menilai kebijakan tersebut akan berdampak terhadap pengembangan pemain muda yang berpotensi menjadi tulang punggung Timnas Indonesia di masa depan.

"Ini mana yang mau di belain klub apa negara, kan lucu, menurut saya. Ini pendapat saya dari kacamata teknikal liga ini akan sangat sulit untuk pemain-pemain kita untuk break to starting eleven dan bermain rutin," paparnya.

"Nanti ujungnya akan lebih sulit lagi di Indonesia pemain Timnas akan muncul karena pemain asing yang ada di Indonesia terlalu banyak dan kita lupa, kita ini bukan Jepang, Korea atau Thailand yang memang respect kita, mereka tidak punya budaya kolonialisme."

"Di Indonesia ini ada satu persoalan lagi yang belum selesai, orang kita ini inferior majority melihat orang asing ya dianggapnya lebih baik dari orang lokal itu saja sih menurut saya, karena ini persoalan bangsa Indonesia bukan persoalan sepak bola saja," pungkasnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}